Baru-baru ini, komentar seorang netizen di akun menfess @tanyakanrl tentang forum IndoSarang menarik perhatian. Apa itu IndoSarang, sebuah forum yang digunakan orang Korea untuk menghina Indonesia?
Seorang netizen mengunggah screenshot tulisan orang Korea yang tinggal dan bekerja di Indonesia dalam kaitannya dengan situs menfess tersebut. Komentar ini bersifat sarkastik dan menghina warga Indonesia.
Tulisan dalam bahasa Korea terlihat di screenshot yang diunggah. Orang Korea diduga memberikan komentar hinaan kepada warga asli Indonesia di forum ini.
Apa Itu Forum Indosarang?
IndoSarang adalah forum online yang digunakan oleh orang Korea yang tinggal dan bekerja di Indonesia. Situs web ini berisi banyak artikel dalam bahasa Korea tentang berbagai topik dan dapat diakses secara gratis tentang Indonesia. Mulai dari kelas Bahasa Indonesia, panduan perjalanan, informasi gaya hidup, dan lain-lain.
Forum Indosarang diciptakan untuk membantu sesama warga Korea Selatan yang sedang tinggal dan bekerja di Indonesia untuk belajar lebih dalam tentang Indonesia.
Namun, beberapa pengguna forum menggunakan bahasa yang tidak sopan dan merendahkan orang Indonesia. Perempuan asli Indonesia terutama dilecehkan dalam komentar SARA ini.
Forum ini menjadi sangat populer di X setelah komentar rasis yang dibuat penggunanya tentang orang Indonesia diunggah ke media sosial.
Mengapa Indosarang Viral di Indonesia
Situs Indosarang awalnya viral di TikTok dan Twitter. Hal ini karena adanya tangkapan layar beberapa komentar yang merendahkan orang Indonesia di forum Indosarang adalah bagian dari konten yang menjadi viral.
Pada 1 Juni 2024, akun @5.7fttall di TikTok adalah pengguna pertama yang membagikan tangkapan layar komentar tersebut. Awalnya ditulis dalam bahasa Korea, komentar ini kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Sementara itu, Indosarang menjadi subjek perdebatan di platform X setelah dibagikan oleh netizen melalui akun menfess @tanyakanrl pada hari Jumat, 7 Juni 2024 lalu.
Akun menfess tersebut menulis, “Gila rasis banget, jadi ini tuh ada forum buat orang Korea yang kerja di Indonesia, namanya Indosarang, dan di sana katanya mereka suka rasisin orang Indo gitu.”
Komentar di forum Indosarang menggunakan kata-kata yang merendahkan dan kasar. Beberapa di antaranya berbicara tentang tenaga kerja murah di Indonesia, warganya yang berkulit gelap, dan bagaimana agama Islam dipandang hina.
Dalam unggahan yang diposting di situs Indosarang, salah satu orang menyatakan, “Kulitnya hitam, paling jelek di Asia Tenggara dan punya obsesi untuk bersama orang Korea.”
Komentar lain merendahkan agama Islam dan membandingkan wanita Indonesia dengan wanita Timur Tengah.
“Tidak masalah jika wanita Timur Tengah cantik. Di sini ada kali se-truk orang bodoh masuk ke agamanya setelah melihat kera hitam.”
“Islam itu bodoh.”
Banyak orang Indonesia menjadi kesal dengan komentar rasis dan merendahkan di forum Indosarang tersebut. Pemilik situs web kemudian membuat pernyataan dalam unggahan terbarunya dan meminta maaf kepada orang Indonesia setelah menjadi viral.
Sebagai pemilik situs web, saya menyadari bahwa beberapa konten berkualitas rendah telah diterjemahkan dan dibagikan di luar situs web. Tangkapan layar dari akun TikTok @5.7fttall menyatakan, “Pertama-tama, saya mau meminta maaf kepada teman-teman di Indonesia yang merasa terluka karena adanya komentar-komentar tersebut.”
Tanggapan Warganet soal Warga Korea Selatan yang Rasis di Indosarang
Setelah viral di seluruh platform media sosial di Indonesia, warganet turut memberikan tanggapan. Kebanyakan dari mereka merasa marah dan geram. Pasalnya, orang-orang Korea Selatan yang berada di Indonesia adalah ekspat yang mengais rezeki di Indonesia.
Tidak mau kalah, beberapa netizen juga turut memberikan komentar negatif terhadap warga Korea Selatan yang rasis kepada perempuan Indonesia. Seperti yang dituliskan akun @beebi***: “plastik kalo gk lentur ya mudah terbakar”
Sementara akun @miracle**** juga turut memberikan pandangannya, “Korsel emang dari dulu mereka merasa super power di Asia dan ngerasa kasta mereka paling atas.”